Sunday, August 24, 2008

Perangsangan Kecerdasan Janin

(dikutip dari buku ‘Kehamilan yang Didamba’ karangan dr. Hanny Rono dan Aam Amiruddin)


Dari hasil penelitian, janin memiliki kepekaan terhadap berbagai rangsangan. Perkembangan kepekaan janin berlangsung secara bertahap.

Selain denyut jantung yang dapat terlihat dengan USG pada usia 5 minggu, pada usia 6-10 minggu pergerakan halus janin mulai tumbuh. Misalnya pergerakan tangan ke arah kepala, lalu ke arah wajah, kemudian ke arah mulut, dan diikuti kemampuan mulut membuka, menutup, dan menelan. Pada usia 14 minggu, pergerakan yang berhubungan dengan rangsangan dari luar makin jelas, misalnya saja tampak pergerakan spontan bila ibunya tertawa.

Indera perasa janin pun mulai aktif sejak usia 14 minggu, ditandai dengan penampakan kelenjar perasa pada lidah yang sudah mulai mirip dengan orang dewasa.

Sedang indera penciuman janin mulai terbentuk pada usia kehamilan 11-15 minggu. Menurut penelitian Smotherman & Robinson (1995) dan Schell, Orgeur & Rogan (1995), makanan ibu atau zat kimia yang bisa melewati plasenta, misalnya kopi, akan menyebabkan perubahan pada ritme pernafasan janin.

Indera pendengaran sudah mulai timbul di usia 16 minggu, dan struktur telinga akan sempurna di usia 24 minggu. Suara dari luar tubuh ibu bisa menembus rahim. Suara ibu merupakan hal yang paling dominan karena dapat disalurkan lewat tubuh ibu. Ada penelitian yang menyatakan bahwa suara musik klasik dari Brahm enam kali lima menit sehari dapat meningkatkan berat badan bayi secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil disarankan untuk lebih berhati-hati dalam berpikir ataupun berkata-kata, karena janin mulai merekam dan bereaksi terhadap hal tersebut.

Indera penglihatan berkembang paling akhir. Sampai usia 24 minggu, kelopak mata janin masih tertutup, akan tetapi janin sudah mulai melihat. Hal ini terbukti dari penelitian Amniocentesis atau Chordocentesis, dimana janin akan bereaksi jika ada jarum yang ditusukkan ke arahnya.

Selain merasa, melihat, dan mendengar, janin juga membentuk kapasitas belajar dan menghafal. Ada penelitian yang menyatakan janin sudah mulai belajar sejak dalam kandungan, khususnya pada trimester kedua dan ketiga.

Begitu juga dengan pengaruh dari gangguan stress pada ibu hamil yang dapat menyebabkan janin menjadi hiperaktif dalam rahim sehingga berhubungan dengan kegelisahan anak atau rentan terhadap stres. Hal ini karena ia sudah ‘dididik’ sejak dalam rahim dimana suasananya kurang nyaman. Suara keras seperti nada kemarahan atau pertengkaran orangtua pada saat kehamilan, bisa membuat anak menjadi gagap atau gugupan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan janin dalam masa kehamilan:
 Ibu hamil harus menyadari bahwa proses belajar, menghafal, dan melakukan interaksisudah mulai dilakukan sejak berada dalam kandungan.
 Ibu hamil harus belajar relaksasi agar terhindar dari stress. Ibu hamil harus sadar bahwa stress sangat berpengaruh buruk pada janin, baik dalam pertumbuhan serta pengembangan kepribadian dan perilakunya di kemudian hari. Ibu hamil dan suami harus sangat berhati-hati dalam mengatur suasana kejiwaan dan alam pikiran ibu karena dapat berinteraksi langsung dengan janinnya.
 Ibu hamil hendaknya lebih memperhatikan kepentingan kesehatan dirinya atau janinnya daripada selera dalam hal makanan. Makan makanan yang bergizi dan berkualitas, hindari zat yang berbahaya seperti rokok, alcohol, napza, obat-obatan, zat kimia penyedap rasa, pengawet, dan sebagainya.
 Usahakan untuk selalu bersikap ceria.
 Ajarkan hubungan rangsang dengan reaksi, contohnya bila janin menendang, belailah ia dengan lembut.
 Ajari mengenal berbagai jenis suara, tangga nada, misalnya dengan berkata, “Nak, ini suara mobil.”
 Bantu janin berkomunikasi dengan membelai, berkata-kata lembut dan manja.

1 comment:

niatiti said...

sayang..love u so much too...:) makasih ya say....:)